Putus Mata Rantai Thalassemia dengan Screening

Hari minggu bukber sama teman SMA terus iseng nanya gini:
aku: Thalasemia penyakit apa si?
temen: kanker darah bukan si? kenapa nanya
aku: gw pernah denger tapi gak paham itu sebetulnya sakit apa

Faktanya banyak juga lho orang orang yang kaya aku belum tahu dan paham apa itu Thalassemia?Tapi aku beruntung sekali karena pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2019 kemarin berkesempatan mengenal lebih jauh apa itu thalassemia? Jadi dalam rangka memperingati Hari Thalassemia Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Mei 2019 kemarin.

Kementerian Kesehatan mengadakan Seminar dengan Tema Putuskan Mata Rantai Thalasemia juga mengadakan free screening dalam rangka mendukung hari thalassemia dunia, kemarin aku banyak melihat anak-anak batita, balita, dan anak seusia SD melakukan free screening disana.



Thalassemia adalah penyakit dengan biaya pengobatan paling mahal no.5 di Indonesia. Thalassemia adalah penyakit kelainan sel darah merah, penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia, hal ini menyebabkan sel darah merah mudah pecah dan menyebabkan si pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).


Penyakit thalassemia dapat ditemui di seluruh dunia, terutama di negara negara yang termasuk dalam thalassemia belt (Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika sub sahara dan mediterania), termasuk Indonesia.

Prevalensi penduduk dunia yang memliki kelainan gen hemaglobin sekitar 7-8% sehingga seharusnya di Indonesia ada sekitar 20 juta penduduk Indonesia yang membawa kelainan gen ini. Saat ini pasien thalassemia  mayor  jumlahnya sudah mencapai 9121 orang. Jumlah yang sangat memprihatinkan yah.

Penyakit Turunan


Thalassemia adalah penyakit turunan bukan penyakit menular. Thalassemia adalah penyakit kelainan sel darah merah yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya.

Salah satu cara untuk memutus mata rantai thalassemia adalah pasien thalassemia  menikah dengan yang tidak terkena thalassemia. Biasanya kita bisa mengetahui seseorang menderita thalassemia bila memiliki riwayat keluarga dengan thalassemia atau tranfusi berulang.

Penderita thalassemia mayor dan intermedia melakukan tranfusi darah. Gejalanya pun bervariasi yang paling sering ditemui adalah pucat atau lemas, diagnosanya mirip kekurangan zat besi. Nah apabila setelah diberi zat besi tapi tetap pucat patut diwaspadai pasien terkena thalassemia. Pada thalassemia mayor pasien terlihat perutnya membuncit. Wajah pasiennya juga sama.



Ada 3 jenis thalassemia

Thalassemia mayor

Pasien yang terkena thalassemia mayor biasanya sudah terdiagnosis sejak bayi, gejala nya antara lain tampak pucat, lemah, lesu, sering sakit, kadang disertai perut membuncit. Pasien membutuhkan tranfusi darah secara rutin setiap 2-4 minggu sekali.

Bayi thalassemia mayor harus melakukan pemeriksaan Hb mulai dari umur 6 bulan kalau terlambat bisa meninggal bayi thalassemia mayor juga harus mulai tranfusi darah mulai umur 6 bulan.

Orang yang menderita thalassemia mayor dapat hidup normal jika mendapatkan pengobatan optimal dengan tranfusi darah rutin,pasien harus minum obat kelasi besi secara teratur dan dipantau ketat oleh dokter.

Yang tentu saja hal ini membutuhkan dukungan penuh moral dan materil dari keluarga.Jika tidak pasien dapat ,mengalami banyak komplikasi termasuk pertumbuhan fisik tubuh,gangguan tumbuh kembang,beban materi dan psikologis pasien beserta keluarganya.

Thalassemia Minor

Thalassemia minor atau pembawa sifat bisa hidup seperti orang normal, tidak mengalami perubahan penampilan fisik dan tidak bergejala sama sekali. Dengan melakukan pemeriksaan darah dapat ditemukan kadar Hb yang sedikit dibawah normal. Seorang yang terkena thalassemia minor memiliki risiko mempunyai anak dengan thalassemia jika menikah dengan sesama thalassemia minor.

Thalassemia Intermedia

Thalassemia intermedia memiliki kadar Hb yang lebih rendah (berkisar 8-10 g/dL). Pasien thalassemia intermedia biasanya baru terdiagnosis pada anak yang lebih besar. Biasanya tidak membutuhkan tranfusi darah rutin hanya saja ada di beberapa kasus yang memerlukan pengobatan rutin untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Thalassemia tidak bisa disembuhkan

Hingga saat ini pasien thalassemia "belum bisa disembuhkan". Anemia yang berat pada thalassemia hanya dapat diatasi dengan tranfusi darah seumur hidup. Namun tranfusi darah yang dilakukan terus menerus dapat menyebabkan komplikasi seperti penumpukan zat besi di berbagai organ, pembengkakan hati, limpa, dan komplikasi lainnya.

Mencegah thalassemia 

-Menghindari pernikahan antara dua orang pembawa sifat thalassemia.
-Memeriksa janin yang dikandung dari pasangan pembawa sifat thalassemia, serta melakukan     konsultasi genetik bila janin dinyatakan sebagai penderita thalassemia mayor.


Screening demi memutus mata rantai thalassemia


Demi memutus mata rantai thalassemia alangkah baiknya kita segera screening thalassemia seperti pengalaman yang diceritakan  oleh Dona Rifana seorang pasien thalassemia yang survive sampai beliau sekarang berumur 38 tahun.

Beliau sudah menikah dan mempunyai dua anak beliau penderita thalassemia mayor. Sebelum menikah beliau mengajak istrinya untuk screening thalassemia untuk mencegah jangan sampai pasien thalasemia menikah dengan thalasemia juga.




Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan karena sebagian besar individu pembawa sifat thalassemia (minor) tidak menunjukan gejala dan tidak dapat dibedakan dengan individu normal. Oleh karena itu cara mengetahuinya hanya dengan pemeriksaan laboratorium

Siapa saja yang disarankan melakukan Pemeriksaan Thalassemia


  1. Memiliki riwayat keluarga penderita thalassemia
  2. Memiliki gejala anemia
  3. Pasangan usia subur(skrining premarital/pranikah)
  4. Kadar Hb rendah
  5. Ibu hamil(diagnosis prenatal)
  6. Hasil pemeriksaan mikrosistik dan atau hipokromik
  7. Hasil pemeriksaan ukuran sel darah merah lebih kecil dari hasil normsal atau gambaran sel darah merah abnormal


Dengan screening deteksi dini thalassemia diharapkan kedepannya pasien thalassemia jumlahnya tidak bertambah. Demi misi Kemenkes yaitu Memutus Mata Rantai Thalassemia.



















Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cha-Ching Kid$ At Home Belajar Konsep Keuangan dari Rumah Dengan Menyenangkan

Wisata Rasa Untuk Cegah GTM Di Masa MPASI

Tips Meredakan Gejala Perut Kembung dengan Motherlove Calming Cream