Cegah Faktor Risiko Penyakit Stroke

Pada hari Senin, 28 Oktober 2019 mommy3a menghadiri acara Temu Blogger Hari STROKE Sedunia di Gedung Adhyatma Kemenkes RI. Temu blogger kesehatan ini dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 Oktober 2019.


Hari Stroke Sedunia diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan ancaman penyakit stroke. Sebagai awareness untuk masyarakat agar tercegah dari penyakit stroke, dr. Cut Putri Mh.Kes memaparkan.

dr.Cut Putri Mh.Kes tengah, Dr. dr. Al Rasyid, Sp.S (K) kiri.
Stroke adalah penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung, dan penyebab disabilitas nomor tiga. Hal ini merupakan kecacatan nomor satu bagi orang yang selamat dari serangan stroke. 

Menurut data WHO pada tahun 2012, Stroke adalah penyebab utama kematian di Indonesia. Ada 328.500 orang yang meninggal karena stroke. Termasuk ibu mertua saya yang meninggal pada tahun itu di bulan Januari, awal mula nya beliau menderita penyakit jantung dan gangguan syaraf. Lalu terkena stroke dari tahun 2008 kurang lebih selama 4 tahun beliau menderita stroke.

Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan pada tahun 2016 Stroke mengambil pembiayaan yang sangat tinggi yaitu 2,56 Triliyun pada tahun 2018. 

Stroke adalah bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katasteopik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. 

Berdasarkan data Riskesdas 2013 provinsi Kalimantan Timur adalah provinsi dengan jumlah penderita stroke terbanyak di Indonesia dan Papua adalah penderita stroke dengan jumlah terendah.

Hal ini dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi setiap harinya oleh masyarakat di daerah tersebut.

Faktor Risiko Penyebab Stroke


  • Pola makan yang buruk dan tidak seimbang. 
  • Kegemukan.
  • Kurang aktivitas fisik. 
  • PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti: Sakit jantung koroner, diabetes, hipertensi,          kolesterol tinggi. 
  • Merokok, Alkohol, Narkotika. 

Pola makan yang buruk berkaitan erat dengan timbulnya PTM (Penyakit Tidak Menular), kebiasaan masyarakat Indonesia adalah kelebihan mengkonsumsi makanan yang manis-manis, makanan tinggi garam, makanan berlemak, dan makanan dengan pengawet.

Selain itu jumlahnya (porsi) juga tidak benar, takaran antara porsi karbohidrat, protein, sayur dan buah. Contohnya saat makan nasi padang atau pecel ayam yang nasi dan lauknya banyak tetapi sayurnya hanya sedikit. 

Kurangnya konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap hari.

Kebiasaan merokok juga menjadi faktor penyebab PTM yang berujung terkena stroke. Yang perlu dicatat untuk kebiasaan merokok, perokok tidak bisa berhenti karena disuruh orang lain tetapi harus dari diri sendiri yang ingin berhenti (berdasarkan pengalaman pribadi).

Selain pola hidup tidak sehat, faktor penyebab stroke juga karena adanya sumbatan dan kekentalan darah.

Kurang gerak dan beraktivitas menjadikan kita kelebihan berat badan. Olahraga ringan bisa dilakukan oleh pekerja yang tidak sempat olahraga pada pagi hari, dengan cara berjalan kaki tidak menggunakan ojek online bila jarak dekat, memilih naik tangga tidak menggunakan eskalator atau lift.

Faktor Risiko Stroke yang Tidak Bisa Diubah



- Umur yang semakin tua. 
- Jenis kelamin. 
- Ras tertentu. 
- Genetik (ada riwayat dari keluarga). 

Cegah Stroke dengan CERDIK


Upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Kardioserebrovaskular pertama melalui perilaku yaitu:

C : Cek Kesehatan Secara Berkala.
E : Enyahkan Asap Rokok.
R : Rajin Beraktivitas Fisik.
D : Diet sehat dengan kalori seimbang.
I : Istirahat yang Cukup.
K : Kelola stress dengan baik.

Kemenkes mengedukasi masyarakat dan melakukan upaya agar masyarakat tercegah dari stroke dengan melakukan promosi kesehatan dengan memberi informasi dan edukasi tentang pencegahan penyakit stroke. 

Selain pola hidup sehat yang harus diterapkan setiap hari, juga dengan rutin cek kesehatan secara teratur tergantung kebutuhan minimal 3 bulan sekali untuk orang yang dengan BB normal dan masih muda, untuk orang yang obesitas minimal sebulan sekali.

Gejala Stroke


Kita bisa mengenali kalau ada keluarga atau tetangga yang terkena stroke, melalui beberapa tanda atau gejala yang bisa kita waspadai diantaranya: 

- Senyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi, tersedak dan sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
- Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba biasanya tubuh bagian kanan. 
- BicaRa Pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung (mengalami gangguan bicara). 
- Kebas atau baal, dan kesemutan separuh badan. 
- Rabun pandangan satu mata kabur tiba-tiba (mengalami gangguan visual).
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

SeGeRa Ke RS adalah tips mudah mengenali gejala stroke. Dalam peringatan hari Stroke Sedunia yang diadakan di kantor P2PTM, Jakarta Pusat 25 Oktober. Ini adalah tips dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendaliuan Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kemenkes RI bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).

Testimoni pasien yang pernah terserang gejala stroke
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian. 

Testimoni ibu yang pernah terserang gejala stroke

Menurut WHO, Stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak akibat pecahnya pembuluh darah ke otak atau karena tersumbatnya pembuluh darah ke otak sehingga pasokan nutrsisi dan oksigen ke otak berkurang.

Apabila ada tanda seperti itu yang menyerang keluarga atau tetangga kita jangan menundanya segera bawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Membawa pasien ke UGD RS dalam waktu kurang dari 2 jam agar pasien mendapat penanganan tim medis dalam masa periode emas stroke yaitu 4,5 jam, untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen. 

Pasien perlu melakukan CT Scan agar diketahui jenis strokenya, Intinya Dr. dr. H. Al- Rasyid Sp.S(K) selaku peneliti dari fakultas kedokteran UI dalam bidang Neurologi mengatakan sesegera mungkin membawa pasien ke dokter dan RS karena yang benar-benar bisa memeriksa dan mengetahui gejala stroke adalah dokter (bukan orang awam).

Selain itu perlu melakukan deteksi dini untuk memperkecil kejadian faktor risiko dari Stroke. Karena penanganan akan semakin sulit apabila sudah terlambat.



Ingat ya kuncinya untuk mencegah Stroke melalui CERDIK, karena awal mula penyebab stroke sebagian besar karena pasien adalah penderita PTM (Penyakit Tidak Menular).

Menerapkan pola hidup sehat sejak dini adalah kunci mencegah stroke dan berbagai penyakit lainnya!

Kemenkes RI mengedukasi masyarakat tentang faktor risiko penyakit stroke dengan edukasi pola hidup sehat dan rutin cek kesehatan untuk deteksi dini.

Blogger Kesehatan Kemenkes RI





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cha-Ching Kid$ At Home Belajar Konsep Keuangan dari Rumah Dengan Menyenangkan

Wisata Rasa Untuk Cegah GTM Di Masa MPASI

Tips Meredakan Gejala Perut Kembung dengan Motherlove Calming Cream